Jumat, 07 September 2018

Dear : Kamu

untuk kamu seseorang yang teramat aku cintai.
kau boleh saja marah padaku.
yang selalu datang dan pergi dari kehidupanmu.
kau boleh saja membenci pamitku.
namun, harus kau sadari..
aku teramat mencintaimu.

karenaNya, aku memilih untuk meninggalkanmu.
bukan,
bukan pergi untuk tidak perduli denganmu.
melainkan karena aku sangat perduli padamu.

aku hanya ingin menahan diri agar tidak lagi menggodamu,
merayumu, atau bahkan membuatmu nafsu.

aku hanya ingin,
menjagamu dalam sebaik baik cara.
yaitu mengembalikan semua ini pada sang kuasa.

Dia yang jauh lebih memahami kita.
aku dan kamu.
yang sama sama ingin meraih ridhoNya.

biarkan saja kau marah,
karena marahmu bukan alasan aku untuk membencimu.
melainkan karena aku menjadi lebih mencintaiNya.

aku memang mengharapkanmu menjadi teman hidupku kelak dimasa depan.
namun aku lebih mengharapkan dia yang telah direncanakan olehNya.

berdoalah...
memohon ampun...
atas segala yang pernah kita lakukan.

berdoalah..
dan memohon ampun...
semoga ridhoNya membuat kita semakin sadar...
bahwa Allah adalah pemilik sekenario terindah,

tertanda,
Fitriana Kusumaningrum

Rabu, 22 Agustus 2018

Dia (prolog)

Klaten, 22 Agustus 2018

untuk kamu seseorang yang hingga saat ini kucintai.
kepadamu pemilik hati diantara kami.

aku telah mengenalmu.
dari awal, aku mengagumimu.
bukan karena paras fisikmu.
melainkan karena jiwamu.

hatimu begitu tulus, begitu bersih, begitu apik.
mendambakanmu adalah aku.

seseorang yang tangguh.

pria, yang telah berhasil membuatku luluh.
tanpa harus merayu rayu,

hanya dengan melihat wajahnya,
dia telah mampu menghapuskan luka luka.

dia mempengaruhiku,
sikapnya, caranya dia memperlakukanku, adalah hal yang paling aku kagumi hingga kini.

kalian tidak usah ku beritahu,
siapa pria yang aku ceritakan ini.

aku hanya ingin berbagi kisahku disini,
sengaja,
aku sengaja bercerita,
karena hanya dengan cerita ini,
aku mampu meringankan rindu.
meski sudah berobat pada Ilahi Robbi,
tapi aku ingin mengabadikannya disini.

siapa tahu, dia membacanya.
bahwa hingga detik ini.
aku jatuh cinta.

by: Fitriana Kusumaningrum

Selasa, 10 Juli 2018

Rindu

Selasa, 10 Juli 2018
.
.
Ada rasa cemburu yang menguak rindu.
Cemas datang mengganggu mengundang ragu ragu.
.
Tanpamu disisiku, aku hanya mampu berdiam dam memendam.
.
.
Diam diam memanggil namamu dan lenyapkan suara.
.
.
Keheningan malam semakin menjadi saat dingin mulai menusuk tulang tulangku.
.
Mataku terpejam.
.
Hatiku diam diam,
Menyebut namamu dan mengeluh pada Tuhan.
Bahwa aku, tidak lagi kuat menahan rindu yang semakin bertumbuh besar.
.
.
.
Seseorang menyapaku dari kejauhan,
Mengatakan untuk apa ku menanti kamu disini.
Termenung sendiri.
Menahan diri untuk tetap setia.
.
Seseorang mengatakan semua ini sia sia.
Tapi, lagi lagi aku tak hiraukan.
Yang ku tahu. Cintaku padamu tak terbatas.
.
.
Meski terus kupendam. Nyatanya semakin hari semakin tumbuh dan berkembang.
.
.
.
Entah, percaya atau tidak percaya.
Aku diam diam menangis dalam sujud malamku.
.
.
Mengingat tentang rasa yang aneh ini. Yang datang saat jarakmu dan aku bukan sekedar jalan beraspal.
.
.
Andaikan kau sadar itu.
Aku ingin kau memelukku erat.
Kemudian menjadikanku hebat.
.
.
Andai saja, aku adalah wanita yang kau idamkan itu.
Aku ingin kau kabulkan satu permintaanku.
Satu saja,
Satu...

"aku ingin terus bersamamu."

Rabu, 20 Juni 2018

Kepada Diriku

Kepada diriku yang terluka.
Tidak ada yang salah untuk prihal cinta bukan ?
Tidak ada yang berhak untuk dikecewakan.
Setidaknya kau telah berusaha menjaga hatinya.
Setidaknya kau tidak membuat semestinya runtuh.
Setidaknya kau tetap menjaga senyummu dan senyumnya.
Ku percaya kau tangguh.
Ku percaya kau adalah yang terbaik.
Meski harus mengalami pahit.
Kau tidak perlu merasa bodoh.
Hanya karena menyesali benteng benteng mu itu runtuh. Dan membuatmu luluh.
Atau bahkan kau merasa gagal karena tidak mampu menjaga hatimu yang baru saja lepas dari duka karena masa lalumu yang hebat.
Tetaplah tersenyum wahai diriku.
Tetaplah tangguh.
Bukankah kau mencintainya dengan ikhlas ??
Maka, percayalah jika dia benar melepasmu.
Ingatlah Tuhan, tidak akan lupakan bagian terbaik untukmu.
Namun,
Jika dia tetap ingin memperbaiki dan bertahan denganmu.
Maka berikanlah kesempatan kepadanya...
Ingat...
Jika kau mencintai dengan ikhlas.
Maka lupakan balasan apa yang dia berikan padamu.
Entah pahit atau manis.
Percayalah jika dia yang terbaik.
Dia tidak akan mudah melepasmu.
Jika dia memang untuk yang lain.
Maka percayalah ada yang terbaik yang berjalan kearahmu...
Percayalah.

Kepadamu Juara Pertama

Kepadamu
Wahai seseorang yang pernah didalam masa lalunya.

Banyak hal yang misteri prihalmu dimasa lalu dengannya.

Mungkin kenangannya dan dirimu menjulang indah.

Hingga membuatnya kini bersusah payah untuk melepaskan.

Maaf,
Bukan karena apa dan mengapa.
Aku hanya ingin bercerita.

Diam diam aku mengetahui prihalmu dan dia dimasa lalu.
Bukan karena aku yang ingin tahu.
Melainkan banyak kicauan cerita tentang kalian.

Maaf jika ini mengorek luka lamamu dan dia.

Namun,
Apakah kau sadar...
Aku disini pun sebagai orang baru juga terluka.

Mendengar kabar prihal kalian yang diam diam saling menyimpan rasa.
Rasa yang harus segera di abaikan.

Tapi,
Untuk apa...
Untuk apa rasa itu diabaikan.
Bukankah kalian saling ada cinta.
Untuk apa saling melepas genggam.
Hanya karena takut terlalu erat.

Dan kini,
Dia membuatku cinta.
Namun
Perlahan meninggalkan luka.

Untuk apa hadirku ?
Untuk bersandar sejenak
Namun diam diam di racuni ngaku tak sengaja.

Bukan bermaksud memarah.
Hanya saja aku merasa tidak adil atas semuanya.

Jika benar kau sudah ikhlas.
Untuk apa kau menanggapi pesan singkatnya.
Atau malah sebaliknya.
Untuk apa kau memberi pesan padanya.
Seolah olah kamu memang sang juara.

Terimakasih telah memberiku luka.
Dan maaf saja jika kau terluka.

Jika benar engkau ada rasa.
Genggam saja tangannya erat erat jika kau mau.
Ajak saja dia berlari denganmu dan meninggalkan aku.

Aku tidak takut !!!

Karena aku tulus mencintainya.

Jika esok dia lebih memilihmu.
Maka pesan ini kembali lah dibaca...

"Aku ikhlaskan. Dan aku tidak akan menggodanya. Atau bahkan menghubunginya. Maka dengarkan... aku akan mengabaikannya untukmu. Untuk rasa yang ada di hatimu."

Aku tidak ingin kau sakit hati atasku.
Cukup aku yang merasakannya.
Dan aku tidak ingin kau merasakannya.

Bahagialah.

....
Namun,
Jika dia memihak kepadaku...
Bersih keras untuk tetap bersamaku.

Tolonglah ku mohon padamu...
Belajarlah menjadi asing untuknya.
Meski itu sulit.
Namun sebaiknya kau lakukan.

Bukan karena aku egois ingin menang sendiri atasnya.
Tapi karena aku sudah cukup lelah..
Mendengar kabarmu dan kabarnya bermain api kerinduan di belakangku yang tidak pernah berlaku curang.

Kepadamu...

Kepadamu,
Dari aku yang baru.

Aku adalah bagian kecil diantara berjuta orang diluar sana yang ingin membahagiakanmu.

Menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada.
Menerimanya untuk memberikan yang terbaik dengan cinta seutuhnya.

Kepadamu,
Seseorang yang pernah patah dimasa lalu.
Mungkin Tuhan mentakdirkan aku dan kamu bertemu untuk memudarkan luka luka lamamu.

Untuk orang orang yang kesekian kali.

Kau tarik aku di kehidupanmu.
Dan hanya kamu satu satunya yang berhasil membuatku mau tanpa adanya ragu.

Kau senyum padaku diawal cerita.
Kau tertawa denganku dan kau bercerita.
Kau bawa aku hanyut untuk menyambut masa depan.

Tapi,
Tiba tiba kau perlahan runtuhkan semestaku.
Perlahan kau buatku pilu dengan cerita cerita rindumu pada nya.
Pada seseorang yang kau cintai dulu.
Pada seseorang yang kau harapkan saat itu.

Apakah kau tidak tahu ?
Atau pura pura tidak menahu ?

Aku menahan sakit atasmu.
Ku peluk kamu, kupinjami bahkuku, ku hapus air matamu. Agar kau bisa bahagia.

Tapi, sayangnya...
Usahaku adalah sebuah kesia-siaan.
Kau tetap saja masih menghubunginya.
Masih menganggap dia juaramu hingga sekarang.

Dan aku selalu kau abaikan.

Bukankah kamu yang menarik ku ?
Mengatakan bahwa tidak perlu ragu ?

Tapi, maaf...
Perlahan lahan semestaku kau runtuh hingga ragupun tumbuh.

Jika saja kau mampu memahami hidupku.
Yang dulu juga ada masa lalu.
Masa lalu yang bisa jadi lebih indah dibanding denganmu.

Apakah kau juga setangguh aku ??
Mendengar kabar bahwa aku dengan mereka yang dulu.

Tertawa lepas di belakangmu,
Mengingat kenangan lama itu.

Apakah kau siap ?
Menyadari bahwa mereka lebih hebat ?

Apakah kau juga siap ?
Melawan hatimu yang resah pada rindu yang tak berbalas.

Tapi,
Aku tidak Setega itu padamu.

Aku bukan orang yang senang memainkan perasaan orang lain.

Aku tidak suka dengan sesuatu yang hanya merusak hubungan kita.

Oleh karenanya,
Aku berkomitmen padamu. Meski kamu belum tentu seutuhnya berkomitmen atas ucapanmu.

Berulang kali ku katakan "Tidak" pada mereka yang mendekat.

Apa kau tau alasannya ?

Alasannya adalah karena kamu yang aku pertahankan.

Aku tidak ingin kau rasakan apa yang aku rasakan saat tertular sakit hatimu.

Aku sudah tutup rapat rapat masa lalu ku demi kamu.

Bukan karena aku terlalu berharap padamu.

Melainkan, aku hanya tidak ingin orang baru. Datang, berniat untuk menjadi terbaik bagiku yang sekarang dan nanti. Malah aku sia siakan hatinya dengan menularkan masa lalu ku.

Aku ingin menanam kebahagiaan dan kedamaian di hatimu. Bukan duri duri keraguan bahkan air mata yang membuat duka itu.

*Terkadang hidup sekonyol itu. Menghadirkan orang baru. Mengharap melupakan luka lama itu. Tapi malah menularkan penyakit. Situ sembuh sini yang sakit. Setega itukah pada hati yang tidak bersalah. ? *

Jangan begitu...
Aku tidak ingin kau menyesal untuk kali kedua hanya karena masa lalumu. Tutup rapat kotak itu. Jangan kau buka buka lagi.

Bukalah jika rindu.
Tapi jangan terlalu sering.
Ingat, ada seseorang yang tulus mencintaimu.

Jangan sakiti hatinya...
Kau harus bertanggung jawab.
Karena cinta yang tumbuh dibenaknya.

Jika kau mengecewakannya.
Maka jangan harap kesempatan kedua.

Dia bukan seperti mantanmu.
Yang masih saja membuka kesempatan kesempatan baru.
Tapi tetap saja meninggalkanmu.

Dia adalah orang baru.
Yang hanya membukakan pintu satu.
Namun tidak pernah membukakan pintu pada orang orang yang dulu atau bahkan yang baru. Kecuali...

Kamu.

Kamis, 24 Mei 2018

Tentangku tentang keluargaku (prolog)

Jumat, 25 Mei 2017
.
.
Aku lagi bebaring ditempat tidurku,
Menatap langit langit ruangan itu.
Kemudian terlintas beberapa kenangan.
.
.
.
Sebelumnya, harus kalian ketahui. Aku kelahiran 1997. Masa kecilku penuh dengan cerita suka duka.
.
Aku ingat,..
Dulu, aku di masa kecil. Bersama mereka yang kini aku rindukan.
.
Aku pernah tinggal bersama Budheku yang pertama. Namanya Budhe kas. Beliau pandai sekali masak. Beliau punya dua putri. Pangil saja 'mbak mentul' sama 'mbak desi'. Suaminya bernama pakdhe narto. Mereka adalah bagian keluarga almarhum ibu kandungku.
.
Aku pernah tinggal bersama Budheku Sri. Anak keduanya mbah putri dan mbah kakung. Masih bercerita tentang keluarga ibu kandungku. Budheku sri punya dua putra. 'Mas Hendra' dan 'Mas Yudha'. Keluarga yang bisa dibilang punya pengaruh besar pada kepribadianku.
.
Aku pernah tinggal dikeluarga omku. Om Parjan namanya. Anak ke Empatnya mbah putri dan mbah kakung. Beliau satu satunya putra dari ke enam bersaudara. Paling sering aku manggil beliau "Ayah". Istrinya cantik. Namanya bu vivi. Dua putrinya dekat sekali padaku. Namanya 'Yovi' dan 'Nadia'. Rindu... Rindu sekali rasanya.
.
Kemudian,
Aku pernah tinggal bersama Bu Tinah. Bulekku yang pernah memberikan Asinya buat aku. Suaminya telah meninggal beberapa tahun lalu. Putranya tiga. Dan tiga tiganya punya kesan tersendiri padaku. Aku sangat kagum dengan keluarga ini. Tangguh dan rendah hati.
.
Yang terakhir adalah Bulek Marti. Mamahku. Bulekku yang kata orang mirip sekali dengan ibu. Entah, aku nyaman saja memangil beliau dengan sebutan Mamah. Kedua anaknya, putra dan putri. Namanya Arya dan Sezha. Imbang. Keluarga inipun juga punya kesan tersendiri padaku.
.
.
.
Mereka keluarga yang selalu aku banggakan. Keluarga yang selalu aku rindukan sampai kapanpun. Sebagaian besar kepribadianku dibentuk oleh mereka mereka. Rasanya ingin sekali mengenalkannya padamu. Rasanya ingin sekali menceritakan tentang mereka satu persatu.
.
.
Aku bangga, aku bangga pernah tinggal bersama mereka. I love all. Jangan pernah berpecah belah.

Dear : Kamu

untuk kamu seseorang yang teramat aku cintai. kau boleh saja marah padaku. yang selalu datang dan pergi dari kehidupanmu. kau boleh saja ...