Kepadamu
Wahai seseorang yang pernah didalam masa lalunya.
Banyak hal yang misteri prihalmu dimasa lalu dengannya.
Mungkin kenangannya dan dirimu menjulang indah.
Hingga membuatnya kini bersusah payah untuk melepaskan.
Maaf,
Bukan karena apa dan mengapa.
Aku hanya ingin bercerita.
Diam diam aku mengetahui prihalmu dan dia dimasa lalu.
Bukan karena aku yang ingin tahu.
Melainkan banyak kicauan cerita tentang kalian.
Maaf jika ini mengorek luka lamamu dan dia.
Namun,
Apakah kau sadar...
Aku disini pun sebagai orang baru juga terluka.
Mendengar kabar prihal kalian yang diam diam saling menyimpan rasa.
Rasa yang harus segera di abaikan.
Tapi,
Untuk apa...
Untuk apa rasa itu diabaikan.
Bukankah kalian saling ada cinta.
Untuk apa saling melepas genggam.
Hanya karena takut terlalu erat.
Dan kini,
Dia membuatku cinta.
Namun
Perlahan meninggalkan luka.
Untuk apa hadirku ?
Untuk bersandar sejenak
Namun diam diam di racuni ngaku tak sengaja.
Bukan bermaksud memarah.
Hanya saja aku merasa tidak adil atas semuanya.
Jika benar kau sudah ikhlas.
Untuk apa kau menanggapi pesan singkatnya.
Atau malah sebaliknya.
Untuk apa kau memberi pesan padanya.
Seolah olah kamu memang sang juara.
Terimakasih telah memberiku luka.
Dan maaf saja jika kau terluka.
Jika benar engkau ada rasa.
Genggam saja tangannya erat erat jika kau mau.
Ajak saja dia berlari denganmu dan meninggalkan aku.
Aku tidak takut !!!
Karena aku tulus mencintainya.
Jika esok dia lebih memilihmu.
Maka pesan ini kembali lah dibaca...
"Aku ikhlaskan. Dan aku tidak akan menggodanya. Atau bahkan menghubunginya. Maka dengarkan... aku akan mengabaikannya untukmu. Untuk rasa yang ada di hatimu."
Aku tidak ingin kau sakit hati atasku.
Cukup aku yang merasakannya.
Dan aku tidak ingin kau merasakannya.
Bahagialah.
....
Namun,
Jika dia memihak kepadaku...
Bersih keras untuk tetap bersamaku.
Tolonglah ku mohon padamu...
Belajarlah menjadi asing untuknya.
Meski itu sulit.
Namun sebaiknya kau lakukan.
Bukan karena aku egois ingin menang sendiri atasnya.
Tapi karena aku sudah cukup lelah..
Mendengar kabarmu dan kabarnya bermain api kerinduan di belakangku yang tidak pernah berlaku curang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar